Pernah suatu kali, saat kami berada di jalan dekat ujung landasan, kami berdua benar-benar dikejutkan oleh suatu benda raksasa berwarna coklat kehijau-hijauan yang melintas tepat 5 meter diatas kami! Arles pun saking kagetnya, dia sempat ngerem mendadak.
“Kak, buseett kaget banget dah gua! Itu pesawat kok bisa deket banget sama kita ya??! Gilaa..”, katanya sambil mengelus dada, dan tangan kanannya tetap memegang setang motor, dan meneruskan perjalanan kami ke kampus.
Saya pun sama kagetnya dengan dia. Pesawat yang kami lihat benar-benar sangat rendah dan dekat dengan kepala kami. Sampai baut-bautnya pun dapat saya lihat. Kejadian itu sudah kami alami beberapa kali. Dan ketika saya naik angkot T15A yang lewat tol TMII-Cawang, terlihat pula pesawat-pesawat yang terbang rendah di atas jalan tol.
Pesawat militer itu mendarat di landasan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. Yang membuat saya heran, kok masyarakat yang berada di sekitar bandara tersebut tidak merasa terganggu ya? Sangat berbeda dengan bandara Soekarno-Hatta dimana dalam radius beberapa kilometer tidak boleh ada pemukiman penduduk. Berbeda sekali dengan bandara Halim Perdana Kusuma, di ujung landasan pun ada pemukiman penduduk yang padat. Meskipun status bandara ini bukan bandara komersil dan hanya untuk militer, tetapi saya yakin penduduk yang tinggal di daerah Kampung Makassar pasti telinganya sudah benar-benar kebal!
Sempat ada wacana yang saya dengar dari Pak Rifni (dosen saya untuk basic cargo & DG) bahwa Halim Perdana Kusuma akan dijadikan bandara komersil untuk “berbagi” dengan Soeta, pikiran saya langsung tertuju pada gedung-gedung Plaza Kramat Jati, Tamini Square, dan PGC (Pusat Grosir Cililitan). Wah, kalau saja akan benar-benar diwujudkan, pusat-pusat perbelanjaan tadi beberapa tahun lagi hanya tinggal nama saja, karena gedung-gedung tinggi tersebut dapat menghalangi lalu lintas udara yang dikontrol oleh ATC Tower . Dan masyarakat yang berada di lingkungan bandara pun juga di pindahkan ke tempat lain, agar tidak mengganggu aktivitas bandara dan pesawat-pesawat yang take-off dan landing.
Akan sangat mengerikan sekali jika Halim benar-benar hendak dijadikan bandara komersil. Berhubung Kramat Jati-Cililitan-UKI-Cawang merupakan daerah yang lalu lintasnya sangat padat, tidak dapat terbayangkan bagaimana padatnya jalur yang akan digunakan untuk mengakses ke bandara tersebut. Dan kota Jakarta pun akan menambah sejarah kemacetannya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus